Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat Dan Dzikir Syirik.



Buku ini menceritakan pengalaman spiritual mantan kyai NU bernama H. Mahrus Ali lulusan Ponpes Langitan, Tuban dan melanjutkan pendidikannya selama 7 tahun di Arab Saudi. Sebelumnya beliau hidup bergelimang dalam kesyirikan tapi akhirnya mendapat Hidayah dan menyadari kesalahannya selama ini. Lewat buku ini beliau membahas dan menguraikan secara terperinci beberapa bacaan shalawat, dzikir, doa-doa dan ritual keagamaan yang dianggap menyimpang karena tidak ada dalam Al Quran dan hadis (tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW).

Sebagian besar bacaan Sholawat, Dzikir dan doa-doa tersebut malah termasuk “populer” dalam arti kata banyak masyarakat Indonesia yang mengamalkannya bahkan sudah turun temurun. Diantaranya adalah Shalawat Nariyah, Sholawat AL Fatih, Sholawat Munjiyat, Sholawat Tibil Qulub dan Sholawat Badar. Bahkan Shalawat Badar yang sangat terkenal dan sering kita dengar alunannya di radio, televisi dan ada yang menjual dalam bentuk CD nasyid, ternyata hasil karya seorang kyai Indonesia yang bernama Kyai Ali Mansur, Banyuwangi. (*Dulu saya mengira shalawat Badar ini adalah sholawat yang senantiasa diucapkan oleh nabi Muhammad dan para sahabatnya pada saat perang Badar untuk membangkitkan semangat pasukan Muslimin melawan pasukan Kafir)

Sholawat Badar ini asli gubahan Kyai Ali Mansyur, Banyuwangi. Begini kisah pembuatannya: Konon, pada suatu malam (tahun 1960) beliau tidak bisa tidur karena memikirkan situasi politik yang tidak menguntungkan NU bahkan PKI saat itu sudah berani membunuh kyai-kyai di pedesaan. Beliau lalu menulis syair-syair dalam bahasa Arab, karena memang beliau pandai membuat syair. Konon shalawat Badar ini dikumandangkan untuk membangkitkan semangat warga NU untuk melawan dan memerangi “Genjer-Genjer PKI” Sejak saat itulah Sholawat Badar dikumandangkan secara luas terutama oleh kaum muslimin di pulau Jawa dan terkenal hingga saat ini.

Selain membahas berbagai Sholawat, buku ini juga membahas berbagai doa, syair, qasidah dan ritual keagamaan yang sering dilakukan kaum Muslimin tapi sebenarnya hal itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnyapun tidak pernah melakukannya. Misalnya bacaan doa Hizib Bahr, Dzikir Yahu, Astagfirullah Rabbal Baraya, Acara Haul di India, menanam kepala Kerbau, menyembelih Ayam putih/hitam, Khadam Asmaul Husna, Ajian penglaris, pengasihan dan lain-lain semua dibahas dan diuraikan satu persatu.

Untuk yang ingin memahami dan memperdalam agama Islam ada baiknya membaca buku ini karena buku ini bisa menambah wawasan kita dan mengusik hati nurani kita untuk mencari kebenaran sejati tentang apa yang kita yakini selama ini. Ada baiknya buku ini kita kaji dan renungkan tidak secara emosional, karena sebagai muslim kita harus senantiasa menjaga kemurnian ajaran Islam itu sendiri dan dengan bertambahnya wawasan dan ilmu yang kita miliki, maka kita akan semakin mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan akal dan hati nurani kita.
sumber:http://anniesabri.blogdetik.com/index.php/2010/07/15/mantan-kyai-nu-menggugat-sholawat-dan-dzikir-syirik/
=====================================================
AWAL MULA SHALAWAT BADAR

Sholawat Badar adalah rangkaian sholawat berisikan tawassul dengan nama Allah, dengan Junjungan Nabi s.a.w. serta para mujahidin teristimewanya para pejuang Badar. Sholawat ini adalah hasil karya Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai ‘Ali Manshur adalah anak saudara/keponakan Kiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab “”Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan jodol “Inarat ad-Duja”.

Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai ‘Ali Manshur sekitar tahun 1960an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika itu, Kiyai ‘Ali adalah Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama di situ. Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh massa, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai ‘Ali, yang memang mahir membuat syair ‘Arab sejak nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.

Dalam keadaan tersebut, Kiyai ‘Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih – hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Kanjeng Nabi s.a.w. Setelah siang, Kiyai ‘Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai ‘Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut. Lalu malamnya, Kiyai ‘Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai “Sholawat al-Badriyyah” atau “Sholawat Badar”.maka terjadilah hal yang mengherankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain.

Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai ‘Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.

Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai ‘Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai ‘Ali menerima para tamu istimewanya tersebut. Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib ‘Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai ‘Ali tersebut. Tentu saja Kiyai ‘Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib ‘Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu. Lalu tanpa banyak bicara, Kiyai ‘Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu.

Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata karena terharu. Setelah selesai dibacakan Sholawat Badar oleh Kiyai ‘Ali, Habib ‘Ali menyerukan agar Sholawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai ‘Ali tersebut. Selanjutnya, Habib ‘Ali Kwitang telah mengundan para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yand diundang diantaranya ialah Kiyai ‘Ali Manshur bersama pamannya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai ‘Ali sekali lagi diminta untuk mengumandangkan Sholawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Sholawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan populer dalam majlis-majlis ta’lim dan pertemuan.

Maka tak heran bila sampai sekarang Shalawat Badar selalu Populer. di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya. untuk lebih lengkapnya tentang cerita ini teman2 milis MR dan teman temanku seiman dapat membaca buku yang berjudul “ANTOLOGI Sejarah Istilah Amaliah Uswah NU” yang disusun oleh H. Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan. semoga Allah memberikan sebaik-baik ganjaran dan balasan buat pengarang Sholawat Badar serta para habaib yang berperan serta mempopulerkan Shalawat tersebut kepada kita kaum muslimin. Al-Fatihah..
sumber: http://agus-mustofa.blogspot.com/2009/04/awal-mula-shalawat-badar.html
=========================================================
tanggapan :
Terbukti jika Sholawat Badar tidak merupakan Ibadah Mahdhah (wajib) ataupun ghairu Mahdah (bukan wajib) yang memiliki kekuatan hukum syara’ untuk berIbadah ketika membaca atau melantunkannya namun sebagai sebuah karya sastra yang agung untuk dipelihara sepanjang masa…

14 Responses to Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat Dan Dzikir Syirik.

  1. maka terjadilah hal yang mengherankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai ‘Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.

  2. Sayang_Yatim says:

    M’af…tuk buku MANTAN KIYAI NU MENGGUGAT SHALAWAT DAN DZIKIR SYIRIK susunan H. mahrus ali..adlah upaya kebohongan salafi wahabi. bgi yg baru blajar ,jgn smp trpengaruh. Smoga mas adb rahman tidk terpngaruh..

  3. Dia' says:

    hehehe….. kesimpulan yang begitu dangkal….. tapi tak apalah…. semoga Allah memberikan ampunan dan petunjuk agar lebih bisa mengerti…..

  4. Amir says:

    sebenarnya pengetahuannya yang dangkal yang mana yah,jangan jangan kebalik dah

  5. Amir says:

    Allohumma sholli ‘ala syaiyida Muhammad wa’ala ali syaiyidina Muhammad sholatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat wataqdilana biha jami’il hajat watutohhiruna biha min jami’is syai yiat watarfa’una biha a’lad darojat watuballi ghuna biha aqshol ghoyat min jami’il khoiroti fil hayati waba’dal mamat”

    Artinya :

    Wahai tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Semoga dengan itu engkau selamatkan kami dari segala macam bencana dan musibah, engkau tunaikan segala hajat kami, engkau hindarkan kami segala kejahatan, engkau tingkatkan derajat kami dan engkau sampaikan tujuan kami baik dalam hidup kami atau sesudah kami mati.”

    Nampak tidak ada sedikitpun dari doa ini yang aneh. Tpi bagi golongan faham tertentu, doa ini sudah dianggap pintu murtad. Alasannya aneh bin ajaib, yakni dianggap bahwa nabi Muhammad dianggap sebagai tuhan yang melepaskan orang dari marabahaya. Bagi yang tidak mengerti pelajaran nahwu (Grammar) tentu akan ketakutan dituduh syirik. Apalagi yang menuduh orang yang berpenampilan “sangat islami” dengan jenggot beberapa lembar dan dahi yang hitam. Tidak heran bagi awam akan langsung ketakutan. Padahal sudah sangat jelas di kalimat tersebut, bahwa kata “tunjina biha min jamiil ahwal” itu memiliki fiil “ tunjiina” dan jar-majrur “biha”. “Tunjiina” itu dari kata kerja yunjii (menyelamatkan) yang ber-fail (subject) anta (engkau). Yang tak lain adalah Allah (yang disebut di “allhumma” tadi).

    Sedangkan “biha” adalah kata depan bi (dengan) ditambah ha (kata ganti muannats untuk kata shalawat yang sudah jelas muannats). Jadi, maknanya adalah “ dengan berkah dari membaca shalawat itu sendiri. Semoga engkau, Ya Allah, menyelamatkan kami dari marabahaya.” nah, dari analisis grammar ini, jelaslah bahwa pelaku (subjek) dari “menyelamatkan” itu jelaslah kata “engkau” (Allah SWT). Untuk itu tidak ada sedikitpun kemurtadan disana. Justru dengan memohon langsung kepada Allah SWT dengan diiringi bacaan sholawat itu akan membuat doa jadi di-ijabah oleh Allah SWT. Insya Allah dengan analisa ini, seorang muslim tidak akan mudah terpengaruh atau dipermainkan oleh suatu sekte

  6. alfiyant says:

    Wahabi kok dipercaya..

  7. dari ulasan nya saja sudah jelas , nama nya saja mantan kyai ??

  8. iblis katanya ilmu tauhid nya tinggi tapi sayang tak beradab ,padahal tujuan agama untuk membibing ahlak kita kepada allah dan sesama mahluk nya dengan niat beribadah insya allah..

  9. hendri yanto says:

    kebenaran sejarah yg bs dijadikan acuan bahwa salafi wahabi itu perusak sekaligus pendangkalan agama

  10. lebih nyaman zikir saja bro, toh yang punya pendapat kaya mantan kyai NU juga nggak ada yang jamin masuk surga bro. coba apa brani mantan kyai NU itu ngomong pasti masuk surga….? ayooo….

  11. wong sang mantan kyai NU itu juga nggak brani bilang dia ahli surga kok…..saya meragukan kredibilitas sang mantan kyai bro…enak zikir aja bro….

  12. yoni nugraha says:

    Kembali lah ke qur’an & sunnah…

  13. shofyan says:

    Qs. Al – An-am : 116
    Dan jika engkau ikut kepada kebanyakan orang-orang yang ada di bumi, tentu mereka akan sesatkanmu dari jalan Allah, karena mereka tidak menurut melainkan sangkaan, dan mereka itu tidak lain, melainkan berdusta.

    Qs. An – Naj-m : 23, 24 dan 28

    23. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang di ingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.

    24. Atau apakah manusi akan mendapat apa-apa yang ia maukan?

    28. Dan mereka tidak mempunyai pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.

Leave a reply to Maulana Alimlamra Cancel reply